Demak | Forum Kota,-
Semakin canggihnya dunia pelayanan kesehatan membuat konsep smart hospital semakin populer. Smart hospital merupakan konsep rumah sakit yang mengolaborasikan teknologi dalam proses klinis sistem manajemen, infrastruktur, serta semua bagian pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pada pasien.
Perkembangan teknologi telah membawa perubahan besar dalam aktivitas pelayanan kesehatan masyarakat. Tuntutan akan pelayanan kesehatan yang semakin tinggi seiring dengan perkembangan zaman dan pertambahan penduduk membuat penggunaan teknologi menjadi kebutuhan untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit. Teknologi mampu menciptakan berbagai solusi pelayanan kesehatan digital seperti telemedis, yang pada akhirnya semakin populer karena efektif mencegah kerumunan di rumah sakit.
Sebagai salah satu BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) andalan pemerintah kabupaten Demak, RSUD Sunan Kalijaga terus melakukan inovasi dalam pelayanannya kepada masyarakat Demak. Dengan langkah pasti RSUD Sunan Kalijaga bergerak menuju capaian predikat sebagai smart hospital. Semua indikator menuju capaian predikat smart hospital seperti teknologi, sumber daya manusia hingga pembiayaan telah berbasis transformasi.
Demikian disampaikan Direktur RSUD Sunan Kalijaga Demak dr. Nugroho Aris Kusuma M.Kes kepada forkot belum lama ini di kantornya.
Dia menyatakan bahwa saat ini RSUD Suka masuk dalam jejaring pelayanan penyakit prioritas nasional. Yaitu sebagai rumah sakit dengan prioritas layanan rujukan KJSU ( kanker jantung stroke dan uronefrologi ). Sehingga perlu melakukan pengembangan kemampuan layanan melalui pemenuhan ketersediaan alat kesehatan, sumber daya manusia, serta sarana dan prasarana penunjang layanan prioritas.
Menurut Direktur RSUD Suka beberapa sarpras yang telah dimiliki rumah sakit ini antara lain adalah layanan mammografi untuk kanker, cathlab untuk jantung, ct scan untuk urologi maupun stroke dan dokter bedah spesialis untuk uronefrologi. Dengan fasilitas layanan di atas, diharapkan RSUD Suka dapat meningkatkan kualitas layanannya.
Untuk tenaga medis saat ini RSUD punya 1 dokter jantung 2 dokter syaraf dan 1 dokter urologi. Sementara untuk dokter bedah kanker lanjut dr Aris, RSUD belum memiliki. Dirut RS Suka mengaku kesulitan mendapatkan dokter bedah onkologi karena keterbatasan stok dokter di Jawa Tengah yang memiliki kompetensi di bidang itu. Namun dirinya akan mencari solusi dengan minta ke pusat.
Lebih lanjut mengenai peningkatan layanan kesehatan untuk warga Demak, dr Aris memaparkan, trend kenaikan penderita batu ginjal di Demak akan disikapi rumah sakit dengan menyiapkan sdm medis dan sarpras yang memadai.
“Untuk sdm kita sudah siapkan kemampuan dokternya dengan disekolahkan, sementara untuk sarprasnya kita akan siapkan CT Lab berikut peralatannya. Semua bantuan dari pusat,” ujarnya. Mengenai cathlab, kata dr Aris memang butuh teknis yang rumit dalam pembangunannya. Seperti gedung dan alat harus kompatible dari sisi desain maupun dimensi. Perlu timbalisasi pada dindingnya dan lokasi yang berdekatan dengan ICU sebagai antisipasi kejadian yang tidak diinginkan, paparnya. Fasilitas tersebut menurut dia juga butuh sumber daya listrik yang besarnya mencapai 120 kVA. Sehingga menurut dia tarif jasa layanan cathlab untuk kategori unum tergolong mahal, bisa mencapai 3-4 juta. Namun menurut dia, masyarakat tak perlu khawatir karena jasa layanan kesehatan bisa dicover oleh BPJS.
Menurut Direktur RSUD Suka dr.Aris Kusuma dengan adanya peralatan dan dokter yang ada jumlah kunjungan untuk layanan uronefrologi dan jantung saat ini mengalami peningkatan cukup signifikam. Selain itu, kata dia, dengan tersedianya poli terpadu di RSUD Suka masyarakat tidak perlu repot mondar mandir karena layanan bisa diselesaikan satu atap. Termasuk bagi yang membutuhkan layanan medical check up untuk persyaratan dunia kerja dan lainnya.
Dengan berbagai inovasi yang terus dilakukan, diharapkan RSUD Suka bisa meningkatkan kontribusinya terhadap pendapatan asli daerah kab Demak dari tahun ke tahun. **tgh/dpras