Demak | Forum Kota,-
Koalisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Gerindra Kabupaten Demak makin solid pasca pinangan DPC PKB Demak kepada Ketua DPD Gerindra Demak H.Maskuri untuk berduet dengan Edi Sayudi, sebagai pasangan calon bupati dan wakil bupati Ketua dalam kontestasi Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) Demak pada November tahun ini.
Pasangan Emas ( Edi-Maskuri ) yang bakal diusung DPC PKB Demak (dengan perolehan 13 kursi DPRD) dan Gerindra Demak (7 kursi DPRD), setidaknya telah menjadi pelopor terbentuknya peta politik di Demak.
Dengan total perolehan 20 kursi DPRD, secara matematis koalisi tersebut menguasai 40 % kekuatan politik di kabupaten Demak sehingga pasangan EMAS diperkirakan menjadi kandidat terkuat dalam kontestasi pilkada Demak November tahun ini. Apalagi jika Nasdem (dengan perolehan 5 kursi DPRD) positif bergabung dalam koalisi ini, pasangan EMAS menjadi kontender terkuat bagi petahana dr.Eistianah, yang hingga saat ini belum memiliki kendaraan partai yang memenuhi syarat untuk membawanya dalam ajang pilkada 2024.
Eistianah sebagai petahana, memang telah diisukan bakal maju kembali. Namun partai tempatnya bernaung yaitu PDIP belum memberi sinyal apapun terkait figur yang akan diajukan dalam ajang kontestasi pilkada Demak November mendatang.
Saat dikonfirmasi forkot melalui pesan whatsapp-nya, sekedar perihal jago yang akan dimunculkan dari kandang banteng Ketua DPC PDI-P Demak Fahrudin Bisri Slamet bungkam tak menjawab. Belum lagi perihal rekomendasi dari ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang selama ini punya segudang syarat guna menjatuhkan rekomendasi partai.
Apalagi dengan track record politik Eisti dalam internal kepartaian, dimana sebagai incumbent, pada pemilu kali ini Esti gagal mempertahankan kemenangan PDIP pada pemilu sebelumnya.
Sinyal dilepasnya petahana dari bursa calon bupati oleh PDIP secara tersirat juga disampaikan Ketua Bappilu Golkar Demak Nuryono Prasetyo. Meski menurut dia DPD II GOLKAR Demak tetap solid mendukung petahana namun terkait arah koalisi partainya Nonok (panggilan akrabnya) mengaku belum menentukan. Demikian ungkap Nonok melalui pesan whatsappnya kepada forkot.
Ditemui forkot secara terpisah terkait peta politik dalam bursa pilkada Demak 2024, Ketua Litbang FKMPP (Forum Kajian Monitoring dan Pengawasan Pilkada) Jateng Bram Bimantoro, SH di kantornya, Pudak payung Semarang, pada Selasa, 25/6/2024 menyatakan, perubahan peta politik pada level pusat sedikit banyak ikut mempengaruhi peta politik daerah. Kegagalan PDIP dalam pilpres akan menurunkan peluang kemenangan para kadernya dalam pilkada serentak 2024. Apalagi kader yang tidak menonjol dalam prestasi dan tidak punya gebrakan kebijakan dalam memimpin daerahnya.
Menurut dia, berdasarkan indeks kinerja kepala daerah pada 35 kab/kota di Jateng yang disusun FKMPP, Bupati Demak tidak berada di posisi atas.
“Artinya bupati kurang cakap dalam memimpin, mungkin karena : gagal menyelenggarakan layanan tingkat dasar yang memuaskan masyarakat, gagal dalam menentukan skala prioritas, gagal dalam kesiapan tanggap darurat bencana, gagal dalam penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan berwibawa, dan tidak ada gebrakan kebijakan yang pro rakyat,” ujarnya.
“Itu dari kajian indeks kinerja kepala daerah. Dari hitung kekuatan politik, peluang petahana untuk menjabat kembali kian mengecil kalau PDIP tidak mau menjagokan dia (Esti), sehingga Golkar sebagai satu-satunya partai yang telah punya komitmen mengusung Esti kembali, harus bisa menjalin koalisi dengan sisa partai yang ada,” paparnya. Meski demikian, menurut Bram, koalisi Golkar dengan sisa partai yang ada belum cukup kuat untuk melawan koalisi EMAS.
“Apalagi dengan merapatnya Nasdem ke dalam koalisi tersebut. Secara praktis pertandingan sudah selesai. Apalagi jika sisa partai yang ada masih diperebutkan dengan PDIP jika mereka enggan mengusung petahana kembali,” jelasnya.
Koalisi PKB, Partai Gerindra dan Nasdem dalam Pilkada Demak 2024, Menurutnya juga masih sedikit unggul meski berhadapan dengan koalisi Golkar PDIP dan sisa partai yang ada. PKB menurutnya memiliki jaringan kultural yang kuat di Demak, H Maskuri sebagai politisi kawakan juga memiliki basis konstituen yang tidak perlu diragukan lagi di dapilnya. Demikian juga dengan Partai Nasdem yang mampu masuk 5 besar pemenang pileg 2024 Demak, imbuhnya
“Adanya faksi-faksi dalam jajaran birokrasi pemkab Demak dan perpecahan dalam tubuh organisasi pengusaha jasa konstruksi yang selama ini memback up rezim bentukan almarhum H Noer Halim (sesepuh dunia konstruksi Demak), makin melemahkan posisi petahana dalam rivalitas pilkada November mendatang,” ungkapnya. *** yok / tgh